Profil Desa Ngargosoko

Ketahui informasi secara rinci Desa Ngargosoko mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Ngargosoko

Tentang Kami

Desa Ngargosoko di Srumbung, Magelang, adalah "pilar" penjaga di puncak lereng Merapi. Sebagai desa di garda terdepan Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, komunitas tangguh ini hidup dari berkah pasir vulkanik dan tanah subur, dengan kearifan lokal sebagai pe

  • Desa Garda Terdepan (KRB III)

    Ngargosoko merupakan salah satu desa pemukiman tertinggi di lereng selatan Merapi, dengan sebagian dusunnya masuk dalam Kawasan Rawan Bencana III, zona risiko tertinggi.

  • Identitas Filosofis "Pilar Gunung"

    Nama "Ngargosoko", yang berarti "pilar gunung", secara mendalam mencerminkan peran dan karakter warganya sebagai komunitas yang kokoh, waspada, dan menjadi penyangga pertama dalam ekosistem Merapi.

  • Ekonomi Berbasis Material Vulkanik

    Perekonomian desa didominasi oleh penambangan pasir dan batu berkualitas tinggi di aliran sungai lahar, serta pertanian subur yang memanfaatkan anugerah tanah vulkanik.

XM Broker

Di antara desa-desa yang melingkari pinggang Gunung Merapi, ada beberapa yang posisinya paling intim dengan sang puncak—desa-desa yang menjadi beranda terdepan, saksi pertama dari setiap denyut napas sang gunung. Desa Ngargosoko, di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, adalah salah satunya. Sesuai dengan namanya yang agung, "Ngargosoko" atau "Pilar Gunung", desa ini berdiri kokoh sebagai komunitas penjaga di salah satu titik tertinggi dan paling rawan. Kehidupan di sini adalah sebuah testimoni luar biasa tentang keberanian, adaptasi dan kearifan dalam hidup berdampingan dengan salah satu kekuatan alam terbesar di dunia.

Geografi, Wilayah, dan Demografi

Nama "Ngargosoko" berasal dari dua kata Jawa Kuno: Argo (gunung) dan Soko (pilar atau tiang utama). Filosofi di balik nama ini sangat mendalam, memposisikan desa sebagai pilar penyangga atau penjaga utama gunung. Secara geografis, posisi ini tidak bisa lebih akurat lagi. Ngargosoko adalah salah satu desa berpenghuni tertinggi di lereng selatan Merapi, dengan topografi yang sangat miring dan terjal, serta lembah-lembah sungai dalam yang menjadi jalur utama aliran lahar.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Ngargosoko ialah 4,41 kilometer persegi. Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi sepuluh dusun. Batas-batas wilayahnya meliputi: sebelah utara berbatasan langsung dengan kawasan puncak dan hutan lindung Taman Nasional Gunung Merapi, sebelah timur dengan Desa Tlogolele (Kabupaten Boyolali), sebelah selatan dengan Desa Kaliurang, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kemiren.Data kependudukan BPS pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk Desa Ngargosoko sebanyak 3.469 jiwa. Dengan luas wilayah yang cukup besar namun medan yang sulit, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 787 jiwa per kilometer persegi, dengan pemukiman yang terkonsentrasi di punggungan-punggungan bukit yang relatif aman.

Hidup di Garis Depan: Realitas Kawasan Rawan Bencana III

Keistimewaan sekaligus tantangan terbesar Desa Ngargosoko adalah statusnya sebagai desa di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Ini adalah zona dengan tingkat risiko paling tinggi, yang direkomendasikan untuk dikosongkan saat status aktivitas Merapi meningkat ke level Siaga. Beberapa dusunnya, seperti Dusun Gowok Sabrang, menjadi langganan berita nasional saat proses evakuasi harus dilakukan.Namun hidup di garis depan telah menempa masyarakat Ngargosoko menjadi komunitas yang paling ahli dalam mitigasi bencana. Kearifan lokal dalam membaca "bahasa alam"—seperti arah angin, suara gemuruh, atau perilaku hewan—berpadu dengan sistem peringatan dini (EWS) modern. Jaringan komunikasi berbasis radio komunitas, kelompok-kelompok relawan yang sigap, dan jalur evakuasi yang telah dihafal di luar kepala adalah bagian dari realitas sehari-hari. Bagi mereka, kewaspadaan bukanlah ketakutan, melainkan sebuah cara hidup.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Pemerintahan Desa Ngargosoko, yang saat ini berada di bawah kepemimpinan Kepala Desa Bapak Heri Prawoto, menjalankan fungsi yang lebih dari sekadar administrasi. Pemerintah desa adalah komandan garda terdepan dalam sistem mitigasi bencana komunal. Setiap kebijakan pembangunan selalu mempertimbangkan faktor risiko. Koordinasi dengan BPPTKG, BPBD, relawan, dan pemerintah supra-desa menjadi agenda rutin untuk memastikan keselamatan warganya adalah prioritas tertinggi.

Ekonomi Puncak Lereng: Berkah Pasir dan Pertanian Tangguh

Ancaman Merapi selalu datang sepaket dengan anugerahnya. Perekonomian Desa Ngargosoko secara fundamental ditopang oleh dua berkah utama dari aktivitas vulkanik. Pertama adalah industri penambangan pasir dan batu. Lembah-lembah sungai seperti Sungai Krasak dan Sungai Bebeng yang melintasi wilayah desa secara rutin terisi kembali dengan material vulkanik kualitas nomor satu setiap kali terjadi erupsi atau lahar hujan. Aktivitas penambangan ini menjadi mesin ekonomi yang masif, memberikan pendapatan bagi sebagian besar warga desa.Kedua adalah pertanian di tanah yang luar biasa subur. Meskipun berada di ketinggian, lahan-lahan di Ngargosoko sangat produktif untuk berbagai komoditas. Salak Pondoh tumbuh subur di sini, bersama dengan berbagai jenis sayuran dataran tinggi. Rumput pakan ternak juga tumbuh melimpah, mendukung sektor peternakan sapi potong dan perah sebagai sumber pendapatan tambahan bagi warga.

Penutup: Para Penjaga Pilar Merapi

Desa Ngargosoko lebih dari sekadar sebuah desa; ia adalah sebuah benteng kehidupan. Masyarakatnya adalah para penjaga pilar Merapi yang sesungguhnya, komunitas yang memiliki hubungan paling intim dan paling jujur dengan sang gunung. Mereka menerima risikonya dengan kewaspadaan, dan memanen berkahnya dengan rasa syukur. Kisah Desa Ngargosoko adalah pelajaran berharga tentang keberanian, kearifan, dan semangat hidup yang tak terpatahkan, sebuah denyut kehidupan yang paling kuat justru di tempat yang paling dekat dengan sumber kekuatan alam itu sendiri.